Jurnalis: Erwin Mulyo Pambudi
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan yang mengharuskan peserta didik/siswi SMK mengaplikasikan suatu disiplin ilmu kejuruan dalam dunia industri/dunia kerja. Praktikan mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Tujuan kegiatan PKL adalah untuk melatih peserta didik untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional di dunia kerja yang sebenarnya. Sehingga tidak merasa takut atau canggung lagi berkomunikasi secara profesional. Tujuan kegiatan PKL adalah untuk membentuk etos kerja yang baik bagi peserta didik-siswi prakerin. Selain itu, tujuan utama Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan dan keterampilan peserta didik.
Kegiatan pembekalan PKL dengan inti kegiatan yaitu Penguatan Karakter oleh Ciliwung Camp yang dihadiri oleh Ketua Program Keahlian AKC, Dewan Guru AKC, dan peserta didik kelas XII konsentrasi keahlian AKC yang akan berangkat PKL pada tanggal 10 Oktober 2022 sampai 10 Desember 2022 berlangsung pada Senin (03/10) di Hall Student Center Pertamina SMK Negeri 2 Malang berlangsung tertib dan lancar. Kegiatan pada pagi diawali dengan pengarahan tata tertib PKL bagi praktikan oleh Guru Produktif AKC, Tri Nurmaningsari, S.Kep.Ns. Gr. Dilanjutkan dengan pengarahan terkait ketertiban, kebersihan, dan kerapian (grooming) praktikan pada saat PKL oleh Nina Fridisari, S.Kep. Gr. Hadir pula dalam kegiatan ini selaku narasumber, Roman Listyanu, S.Psi. dari Ciliwung Camp Malang.
Penguatan karakter peserta didik beserta narasumber diawali dengan yel-yel semangat pagi agar seluruh peserta didik lebih siap dan mantap dalam menapaki dunia kerja. Dilanjutkan dengan kesepakatan kelas antara narasumber dan peserta antara lain 1) saling menghargai, apabila narasumber sedang menjelaskan atau berbicara maka peserta wajib diam dan mendengarkan, begitu pula sebaliknya, 2) ibarat gelas yang telah terisi air penuh maka hendaklah mengambil gelas lain yang masih kosong, ini merupakan ilustrasi bahwa hendaknya peserta tidak boleh puas dengan satu ilmu, tapi terus gali ilmu-ilmu yang lain sehingga memperluas pengetahuan, 3) konsekuensi atau kompensasi, ini adalah sebuah hukuman/punishment apabila terdapat kesalahan dalam kegiatan di kelas pelatihan, tentunya dengan punishment yang mendidik dan mempunyai manfaat.
Roman Listyanu dalam paparan materinya mengatakan bahwa ada 7 prinsip dalam mendaki gunung (hiking) yaitu antara lain 1) plan ahead and prepare, setiap pendaki wajib merencanakan dan mempersiapkan setiap apa yang akan dilakukan, 2) travel & camp on durable surface "seek out resilient types of terrain”, tentukan jenis tempat atau gunung yang akan didaki dengan memperhatikan berbagai faktor baik kesehatan maupun keselamatan diri, 3) dispose of waste properly "pack it in, pack it out", selalu perhatikan dan jaga lingkungan sekitar tempat berkemah di gunung atau bukit, selalu bawa kembali sampah atau buang sampah pada tempatnya, 4) minimize camp fire impact "use established fire rings, keep fires small, burn all wood and coals to ash, & don't bring firewood from home", selalu perhatikan dalam menyalakan api unggun dengan cara selalu gunakan lobang api, jaga api dalam kondisi kecil, bakar semua kayu menjadi abu, dan jangan membawa kayu bakar dari rumah, 5) leave what you find "leave rocks, plants and other natural objects as you find them, avoid introducing or transporting non-native species, & do not build structures, furniture, or digtrenches", jangan bawa apapun benda yang kalian temukan di tempat tersebut contohnya batu, tanaman, dan benda-benda alam lainnya, hindari memasukkan atau mengangkut spesies asing, dan jangan membangun struktur, furnitur, atau parit, 6) respect wildlife, selalu hormati satwa liar di tempat tersebut, 7) be considerate of other visitors "respect other visitors perfect the quality of their experience, selalu hormati dan jaga kenyaman orang lain yang juga akan menikmati suasana alam atau hiking.
Quotes beliau untuk peserta didik kelas XII AKC adalah “Enjoy the process, because a half of Joy is in the middle of the journey”. Pria yang mempunyai hobi mendaki gunung mulai SMA dan memasak ini mengatakan bahwa untuk menjadi orang kuat dan orang yang bisa berdamai dengan keadaan adalah menikmati prosesnya, karena separuh kebahagiaan ada di tengah perjalanan tersebut. Kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama.
Tanggapan (0 )